A. Sejarah
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di daerah pantai timur Pulau Sumatera, tepatnya di sekitar Lhokseumawe, sekarang menjadi Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. Kerajaan ini diperkirakan berdiri sekitar abad ke-13 M. Berdirinya kerajaan ini merupakan hasil dari proses Islamisasi di daerah sekitar pantai Sumatera oleh para pedagang dari Arab, Persia, dan India. Faktor pendukung lainnya adalah kemunduran kerajaan Sriwijaya karena menyebabkan kerajaan-kerajaan kecil seperti ini dapat berkembang. Nazimudin Al Kamil (laksmana laut dari Mesir) merupakan peletak dasar kerajaan yang dulunya hanya bertujuan untuk menguasai hasil rempah-rempah dan lada di Asia Tenggara. Raja pertama pada kerajaan ini adalah Marah Silu. Setelah bersekutu dengan Syeikh Ismail, Marah Silu dapat merebut kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja dengan gelar Sultan Malikul Saleh setelah beliau masuk Islam.
Kerajaan Samudera Pasai mencapai masa keemasannya pada masa pemerintahan Sultan Malikul Saleh. Dalam masanya, kerajaan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bahkan kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Islam. Hal tersebut didukung pula oleg banyaknya ulama dari Arab dan Gujarat yang tinggal, baik untuk belajar maupun menyebarkan agama Islam. Bahkan pada masa pemerintahannya beliau berhasil mempersatukan kerajaan Perlak dengan kerajaan Samudera pasai. Hal ini ia lakukan dengan cara menikahi Puteri Ganggang yang merupakan anak raja Kerajaan Perlak. Dengan demikian, Samudera Pasai dapat menjadi pusat perdagangan di Selat Malaka.
Ada beberapa faktor pendukung pesatnya perkembangan Samudera Pasai :
· Letak yang strategis
· Sebagai pusat perdagangan
· Pusat studi Islam.
Letak geografis yang strategis mengakibatkan Samudera Pasai terjun dalam dunia maritim. Dengan banyak bandar-bandar pelabuhan dapat digunakan sebagi tempat :
· Menambah perbejalan,
· Mengurus masalah perkapalan,
· Mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar,
· Menyimpan barang yang akan diantar ke daerah lain.
Dalam bidang perekonomian, Kerajaan Samudera Pasai sangat kuat, karena dapat bekerja sama dengan pelabuhan-pelabuhan besar Nusantara, khususnya dengan Malaka yang pada waktu itu menjadi pusat perdagangan internasional. Selain itu, perkembangan perekonomian Samudera Pasai juga didukung oleh hasil-hasil pertanian dari pedalaman Sumatera.
Masyarakat Samudera Pasai memiliki corak Islam yang kuat. Dalam pelaksanaannya corak masyarakatnya memiliki persamaan dengan kehidupan masyarakat di daerah Arab, sehingga Samudera Pasai dijuluki “Daerah Serambi Mekah”. Rakyatnya sudah mengenal mata uang emas.
Keadaan mulai merosot setelah meninggalnya Sultan Malik Al Saleh yang kemudian dimakamkan di kampung Samudera Mukim Blang Me. Sepeninggal Malik Al Saleh, ibu kotanya dipindahkan ke Lhokseumawe.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Samudera Pasai :
· Serangan dari majapahit tahun 1339
· Munculnya Kerajaan Malaka sebagai bandar perdagangan yang letaknya lebih strategis
· Pengganti Malik Al Saleh sangat lemah
· Terjadinya perebutan kekuasaan
B. Bukti Sejarah
1. Berita dari Marco Polo yang singgah di daerah Samudera Pasai pada tahun 1292.
2. Berita dari Tome Pires dalam Summer Orienal-nya. Ia menyebutkan bahwa pada tahun 1512-1515 M, ia berkunjung ke daerah pesisir utara dan timur daerah Sumatera.
3. Berita dari Ibnu Batutah seorang musafir daro Maroko yang singgah di Samudera Pasai.
4. Nisan kubur Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 696 H/ 1297 M.
5. Naskah atau Hikayat raja-raja Pasai, karangan Hamzah Fansuri dari abad ke-15 M.
6. Nisan kubur ratu Nahrasiyah yang berangka tahun 1428 M.
7. Mata uang logam emas yaitu dirham yang mulai dibuat pada masa pemerintahan Sultan Muhammad (1297-1326 AD)
8. Nisan Na’ina Husam al-Din.
C. Raja-raja Kerajaan Samudera Pasai
1) Marah Silu yang bergelar Sultan Malikul Saleh/ Sultan Malik As Saleh (1261-1297M).
2) Sultan Mudammad Al-Zahir/ Sultan Muhammad Malik Al Taher (1297-1326 M)
3) Sultan Mahmud Malik Al Zahir (1326-1345 M)
4) Sultan Manshur Malik Al Zahir (1345-1346 M)
5) Sultan Ahmad Malik Al Zahir (1346-1338 M)
6) Sultan Zainal Abidin Malik AL Zahir (1383-1455 M)
7) Sultan Mahmud Malik Al Zahir (1455-1477 M)
8) Sultan Zainal Abidin (1477-1500 M)
9) Sultan Abdullah Malik AL Zahir (1501-1513 M)
10) Sultan Zainal Abidin (1513-1524 M).
11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar